UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBU BALITA DAN ANAK TAPOS DESA SIDOREJO TENTANG KESEHATAN TELINGA ANAK

Personal hygiene merupakan suatu tindakan individu untuk memelihara dan menjaga kebersihan dan kesehatan baik fisik atau mental yang dilakukan setiap hari untuk memberi rasa nyaman pada orang tersebut. Personal hygiene penting untuk semua orang dengan segala usia termasuk bagi balita dan anak usia sekolah. Pada usia balita, anak cenderung belum bisa menjaga kebersihan dirinya secara mandiri. Seiring bertambahnya usia anak, maka anak mulai memiliki kegiatan yang berkembang luas di lingkungan dan menjadi lebih aktif untuk memperoleh keterampilan dan mengeksplor dirinya, termasuk kemampuan menjaga kebersihan diri. Kebersihan diri tersebut meliputi kebersihan rambut, gigi, dan mulut, mata, telinga, hidung, kulit, tangan, kaki, dan kuku. Dalam upaya menjaga kebersihan diri, peran orang tua juga dibutuhkan dalam menjaga dan meningkatkan kesadaran anak akan pentingnya kebersihan diri bagi kesehatan.

Kesehatan indera pendengaran merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Telinga sebagai salah satu dari pancaindra yaitu indera pendengaran. Telinga perlu dijaga kebersihannya agar tetap memiliki daya dengar yang baik. Gangguan pada telinga dan pendengaran dapat mengakibatkan beberapa kelainan, seperti penyakit infeksi telinga, masalah keseimbangan hingga gangguan pendengaran permanen. Gangguan pendengaran pada anak juga dapat menyebabkan sulit berkomunikasi dan menerima pelajaran sehingga prestasi menurun. Gangguan pendengaran dapat terjadi akibat penyebab genetik, komplikasi saat lahir, penyakit menular tertentu, infeksi telinga kronis, penggunaan obat-obatan tertentu, paparan bising yang berlebihan, dan pertambahan usia.

Berdasarkan hasil survei tim pengabdian, diperoleh informasi bahwa sebagian besar balita dan anak di Tapos (Taman Posyandu) Desa Sukorejo rata-rata sangat aktif bermain dan aktivitas lain, sehingga tubuhnya sering terpapar pada kotoran dan debu. Salah satu bagian tubuh balita dan anak yang wajib dijaga kebersihannya agar terhindar dari penyakit adalah telinga. Berdasarkan laporan Pengurus Tapos Desa Sukorejo, didapati banyak anak dan balita yang asyik bermain dan seringkali terpapar kotoran, termasuk pada bagian telinga, namun malas membersihkannya. Akibatnya terjadi rasa gatal dan sakit telinga. Bahkan pernah didapat anak di Tapos yang telinganya mengalami penumpukan kotoran dan susah dibersihkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penyuluhan kesehatan tentang menjaga kesehatan telinga pada balita dan anak usia sekolah perlu dilakukan sebagai salah satu upaya penyelesaian masalah.

Gambar 1. Beberapa peserta penyuluhan kesehatan telinga yang merupakan orang tua balita dan anak di Taman Posyandu Desa Sukorejo.

Berdasarkan informasi dari Pengurus Tapos Desa Sukorejo, penyuluhan kesehatan tentang pentingnya menjaga Kesehatan telinga sejak dini belum pernah dilaksanakan. Menanggapi pentingnya hal tersebut,  tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Nusantara PGRI Kediri berinisiatif mengadakan program edukasi berupa Penyuluhan Kesehatan dengan tema “Pentingnya Menjaga Kesehatan Telinga Sejak Dini.” Kegiatan ini dilaksanakan dengan sasaran peserta orang tua balita dan anak di Taman Posyandu Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Dengan penyuluhan yang diberikan, diharapkan para orang tua dapat meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan telinga serta mengajarkan tips perawatan telinga pada anak.

Tahap pertama yang dilakukan dalam penyuluhan kesehatan ini adalah tim pengabdian kepada masyarakat memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan kegiatan, dan membagikan soal pre test berisi 3 pertanyaan yaitu :

  1. Apakah nilai penting menjaga kesehatan telinga pada anak?
  2. Apakah akibat tidak menjaga kesehatan telinga pada anak?
  3. Bagaimana cara anda membiasakan anak agar mau menjaga kebersihan dan kesehatan telinganya?

Setelah dilakukan pre test, maka tim pengabdian masyarakat membagikan leafleat sebagai instrument pada peserta penyuluhan, dilanjutkan pemaparan materi penyuluhan. Adapun materi penyuluhan meliputi : nilai penting menjaga kesehatan anak, akibat tidak menjaga kesehatan telinga pada anak dan tips menjaga kesehatan telinga pada balita dan anak. Setelah dilakukan penyuluhan, maka tim pengabdian kepada masyarakat memberikan soal post test berupa pertanyaan yang sama secara lisan dengan soal pre test pada seluruh orang tua yang hadir.

Gambar 2. Media penyuluhan yang digunakan tim berupa Leafleat.

Berdasarkan hasil pre test pada 15 orang tua balita dan anak usia sekolah di Tapos Desa Sukorejo, maka didapati sebanyak 9 orang tua (60%) menyatakan belum tahu tentang nilai penting menjaga Kesehatan telinga, 10 orang tua (50%) menyatakan belum tahu akibat tidak menjaga Kesehatan telinga pada anak, dan 11 orang tua (70%) belum tahu tips cara membiasakan anak agar menjaga kebersihan dan Kesehatan telinganya sejak dini. Berdasarkan hasil prestest di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 15 orang tua peserta penyuluhan memiliki pemahaman yang kurang tentang pentingnya menjaga kesehatan telinga sejak dini bagi kesehatan balita dan anak.

Gambar 3. Anggota tim sedang memberikan pertanyaan kepada peserta penyuluhan.

Setelah dilakukan penyuluhan, hasil post test 15 orang tua (100%) menyatakan tahu tentang nilai penting menjaga kesehatan telinga pada anak, 11 orang tua (70%) dapat menjelaskan akibat tidak menjaga kesehatan telinga pada anak, serta 14 orang tua (90%) dapat menjelaskan tips cara membiasakan anak agar mau menjaga kebersihan dan kesehatan telinganya sejak dini. Jawaban yang diberikan sesuai dan tepat sesuai materi penyuluhan. Dapat disimpulkan materi penyuluhan dapat diterima dengan baik oleh seluruh peserta yang hadir dan ketercapaian kegiatan ini dinilai  baik. Tindak lanjut untuk kegiatan ini adalah pihak Tapos Desa Sukorejo bekerjasama dengan orang tua balita dan anak mengenai upaya penanganan lebih lanjut yang harus dilakukan. Tindak lanjut yang dilakukan misalnya dengan memberikan pemeriksaan telinga secara rutin saat kegiatan Posyandu.

(Elysabet Herawati1, Susi Erna Wati2, Dwi Ari Budiretnani3, Budhi Utami4,
Puji Astuti5, Junis Hestiningrum6)